Senin, 25 Juli 2011

Mudik Nyaman Dengan Transportasi Travel

Mudik Nyaman Dengan Transportasi Travel
Faktor Kenyamanan - Kenyamanan menjadi faktor utama bagi masyarakat pengguna transportasi darat. Namun, moda transportasi kereta api dan bus yang tidak menjanjikan ketersediaan tiket, menjadikan pilihan publik beralih ke jasa travel. Pasalnya, pelayanan antar-jemput dan fasilitas yang diberikan travel jauh lebih baik.

Moda transportasi darat seperti kereta api dan bus bukan lagi menjadi pilihan utama bagi para pemudik. Pasalnya, untuk memperoleh tiket dari transportasi publik tersebut, pemudik mesti berjuang. Untuk itu, pilihan terhadap travel dari biro perjalanan bukan tanpa alasan, terutama pemudik yang menomorsatukan kenyamanan.
Jasa angkutan penumpang alias travel semakin dilirik masyarakat yang hendak pulang ke kampung halamannya menjelang lebaran ini. Mudik dengan travel itu nyaman, cepat dan efisien.

Hal tersebut merupakan ungkapan jujur seorang pemudik yang telah beberapa kali pulang kampung mempergunakan moda transportasi travel.

Disamping itu, warga yang hendak mudik dapat memanfaatkan jasa agen perjalanan. Sejumlah agen perjalanan mengklaim tengah mengalami peningkatan penjualan paket lebaran dibandingkan lebaran tahun lalu. Contohnya Panorama Tours yang telah menjual 5.600-an paket lebaran hingga pekan ini. Sedangkan bulan puasa tahun lalu, Panorama "hanya" berhasil menjual sekitar 4.200 paket.

Pembelinya tidak hanya didominasi orang yang ingin mudik, melainkan juga yang ingin berlibur ke sejumlah daerah tujuan wisata. Anita Hartono, Humas Panorama Tours, mengatakan sebagian besar orang Indonesia memang mudik ke kampung halaman pada masa lebaran. Tapi, ada sebagian lagi yang memanfaatkan waktu liburan panjang tersebut untuk pergi berlibur ke luar negeri. "Kebanyakan pengusaha, dimana sebagian karyawannya pulang mudik untuk lebaran," kata Anita.

Bali, Yogyakarta, dan Medan merupakan tempat yang banyak dituju orang yang hendak pulang kampung. Di samping menggunakan jasa biro perjalanan, warga cenderung memilih jasa angkutan penumpang (travel). Baraya Travel, yang melayani rute Jakarta-Bandung kebanjiran penumpang pada lebaran tahun lalu.

Namun kenaikan calon penumpang belum melonjak grafiknya hingga pekan kedua Ramadan ini. "Masih biasa-biasa saja," kata operator Baraya Travel cabang Sarinah 2, Jakarta, yang enggan disebutkan namanya itu. Kondisi serupa dialami juga oleh Bama Travel. "belum ada lonjakan," kata Suryo, agen Bama Travel cabang Jakarta.

Meski demikian, kedua perusahaan travel itu optimistis bisa menggaet penumpang sebanyak-banyaknya sepekan menjelang lebaran. Hal itu berdasarkan pengalaman Baraya yang keteteran menghadapi permintaan penumpang seminggu sebelum lebaran pada 2009.

Sambil menunggu calon penumpang, para pengelola travel justru berlomba-lomba menawarkan berbagai layanan kepada calon penumpangnya. Baraya memasang tarif 48 ribu rupiah untuk jurusan Jakarta-Bandung. Layanan yang diberikan tentu adalah asuransi Jasa Raharja. Ini sama halnya dengan Bama Travel yang hanya melayani rute Jakarta-Yogyakarta ini. "Kami memang menyediakan asuransi Jasa Raharja," kata Suryo. Untuk harga tiketnya, Bama memasang harga 150ribu rupiah.

Adapun armada mikrobus yang disediakan sekitar 10 kendaraan, sementara Baraya menyiapkan 100 mikrobus. Kapasitas penumpang mobil yang disediakan Baraya 12 orang, sementara Bama delapan kursi penumpang. Umumnya perusahaan travel memang menyediakan mikrobus dari berbagai merek.

Harga Kompetitif
Lantaran demikian, perusahaan travel harus menyediakan layanan bernilai tambah guna menarik minat masyarakat. Perkembangan agen travel dari waktu ke waktu mengakibatkan pengelola jasa ini harus berlomba-lomba menawarkan sejumlah paket menarik dengan harga tiket kompetitif.

Tiket Day Trans yang melayani rute perjalanan Jakarta-Bandung sekitar 60 ribu rupiah. Penumpang harus menambah 10ribu jika ingin mendapatkan fasilitas pemutaran film di dalam kendaraan. Day Trans Travel ini juga menyediakan layanan Bioskop Day Trans dengan menyuguhkan film selama perjalanan. Guna mempertebal loyalitas pelanggannya, Day Trans mengelola Day Trans Addict, yakni berupa kartu anggota, sehingga bisa mendapat potongan harga 10 persen.

Adapun Baraya menyediakan layanan sewa kendaraan. Artinya rombongan yang ingin mudik bersama (keluarga atau teman sekampung) bisa menggunakan fasilitas ini. Untuk rute ke Cianjur, misalnya, tarifnya 1,5 juta rupiah per hari untuk 12 orang. Penumpang yang hendak mudik akan dijemput dari rumahnya.

Bagi warga, travel merupakan moda transportasi favorit lantaran dinilai cepat, efisien dan nyaman, dibandingkan angkutan publik yang disediakan menjelang lebaran. Metha Meyrina, warga Bandung, menyatakan jasa travel lebih cepat dan praktis. "Jadi saya tidak perlu lagi ke stasiun kereta api," kata karyawati yang berkantor di kawasan Sudirman itu.

Menanggapi hal tersebut, Baskoro, sosiolog, menjelaskan bahwa masyarakat akhir-akhir ini memilih travel sebagai angkutan utama lebaran dibanding bus dan kereta api. Penyebabnya, layanan pada kedua transportasi publik tersebut membuat warga tidak nyaman, misalnya berdesak-desakan dan kehabisan tiket.

Karena itu, muncullah jasa transportasi seperti Baraya, Bama, dan Day Trans itu. Layanannya yang bersifat door to door membuat penumpang merasa menjadi raja. Itulah yang dipraktikkan oleh jasa angkutan penumpang lainnya, semisal Cipaganti. Awalnya Cipaganti melayani rute Bandung-Jakarta. Namun, saat ini, Cipaganti telah tumbuh menjadi raksasa transportasi dengan 200 armada yang juga melayani rute ke sejumlah daerah di Jawa Tengah, sebut saja Cirebon, Yogyakarta, Purwokerto, Semarang, dan Solo. "Sopir yang tidak ugal-ugalan, pemberangkatan yang tepat waktu, membuat travel menawarkan cara baru dalam melakukan perjalanan mudik," jelas Baskoro.

Karena itu, tak heran kalau perusahaan travel giat mempromosikan layanannya menjelang lebaran lantaran akan ada peningkatan jumlah penumpang. Secara sosiologis, kata Baskoro, peningkatan arus mudik menjelang lebaran merupakan bentuk modern perjalanan wisata ziarah atau spiritual.

Sebab, pemudik termotivasi untuk melakukan perjalanan tersebut lantaran didasari ingin memberi penghormatan kepada orang tua atau kerabat di kampung halaman. "Motivasi yang paling umum yakni ingin berbagi kebahagiaan di hari yang fitri dengan keluarga dan sesama, serta rindu kampung halaman. Semua motivasi itu bisa dikategorikan mempunyai makna spiritual, apalagi jika dikaitkan dengan momen Idul Fitri," kata Baskoro.

Oleh karena itu, Lebaran menjadi momentum bagi perusahaan travel menjaring penumpang sebanyak-banyaknya. dari berbagai sumber


design by: iem4st



Tidak ada komentar:

Posting Komentar